APA ITU KARAKTER ?
      

     Banyak orang mengatakan bahwa kepintaranlah yang menjadikan seseorang ilmuwan besar mereka keliru itu adalah karakter. Itulah kata yang di ungkapkan albert einstein, sehingga karakterlah yang menentukan keberhasilan seseorang. Kalau di defenisikan karakter adalah kualitas diri yang bersifat stabil dalam menentukan responnya terhadap sesuatu. Faktor - faktor apa yang mempengaruhi perkembangan karakter manusia, Stephen R. Covey mengemukakan bahwa sebenarnya ada tiga teori utama yang mendasarinya, yaitu :
  • Determinisme Genetis, berpendapat bahwa sikap individu diturunkan oleh sikap kakek - neneknya. Itulah sebabnya seseorang memiliki sikap dan tabiat seperti nenek moyangnya. Jika kakek-nenek anda mudah marah maka itu diturunkan pada DNA anda. Sifat ini diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya dan anda mewarisinya.
  • Determinisme Psikis, berpendapat bahwa sikap individu hasil pola asuh atau pendidikan orang tua maupun pengasuhnya yang diberikan kepada anaknya. pengalaman masa anak-anak anda pada dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan karakter anda.
  • Determinisme Lingkungan, berpendapat bahwa perkembangan sikap seseorang di pengaruhi oleh lingkungan individu dan bagaimana lingkungan memperlakukan individu tersebut dan bagaimana bos/pimpinan , pasangan hidup, situasi ekonomi atau kebijakan - kebijakan pemerintah yang semuanya membentuk perkembangan sikap individu yang betanggungjawab atas situasi anda
    Sehingga proses pembentukan karakter manusia berbeda - beda untuk lebih memahami tentang   mekanisme pembentukan karakter manusia, yaitu:
  
Mekanisme pembentukan karakter

   unsur terpentingnya dalam pembentukan karakter seseorang adalah pikiran itu sendiri, kerana di dalam pikiran tersebut tersimpan semua informasi yang di dapat dari berbagai pengalaman hidup yang membentuk karakter seseorang. Sehingga semua tindakan yang di lakukan hasil dari pikirannya. Jika tindakan dari responnya tidak sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku secara umum, maka prilakunya tersebut akan membawa  penderitaan begitu sebaliknya.

Sebagai contoh. Di dalam sebuah ruangan, terdapat seorang bayi, dan dua orang dewasa. Mereka duduk dalam posisi melingkar. Kemudian masuk satu orang lain yang membawa kotak besar berwarna putih ke arah mereka. Setelah meletakkan kotak tersebut di tengah-tengah mereka, orang tersebut langsung membuka tutupnya agar keluar isinya. Apa yang terjadi...? ternyata setelah dibuka, terlihat ada tiga ular kobra berwarna hitam dan besar yang keluar dari kotak tersebut. Langsung saja, salah seorang dari mereka lari ketakutan, sedangkan yang lainnya justru berani mendekat untuk memegang ular agar tidak membahayakan, dan, tentu saja, si bayi yang ada di dekatnya tetap tidak memperlihatkan respon apa-apa terhadap ular.

Sehingga Mengapa untuk permasalahan yang sama, kita mengambil respon yang berbeda-beda? jawabannya dikarenakan oleh kesan yang berbeda dan kesan tersebut dihasilkan dari pola pikir dan kepercayaan yang berbeda mengenai objek tersebut.

Hal di sebabkan ketika manusia lahir hingga pada usia tertentu masih belum dapat menalarkan sesuatu dengan baik, otomatis semua pengalaman itu pun masuk tanpa ada proses penyaringan. Sehingga hal ini yang menentukan awal karakter dari seseorang bila keluarga dan lingkungannya berbuat kebaikan maka anak itu pun akan menirukannya begitu juga sebaliknya, sampai bertambahnya ilmu, pendidikan dan pengalaman yang ada sehingga muncul karakter yang baru yang terbentuk dari hasil proses penalaran semua pengalaman hidup yang ada. dan menjadi suatu sistem kepercayaan yang akhirnya di cerminkan melalui rangkaian prilaku dan tindakan yang menentukan masa depannya.
  

  


0 Responses to " "

Leave a Reply